Pada suatu sore di sebuah kampus yang konon kabarnya merupakan pengembangan amputasi fakultas pertanian dari sebuah universitas terkemuka di kawasan Depok dan sekitarnya, terbilanglah sekelompok ABG pada tingkat TPB, dengan setengah hati menyimak kuliah di sebuah ruang redup guna melunasi kewajiban SKS yang tersisa.
Dan sebut saja Demandto Supplyadi, seorang dosen muda yang tengah mentransfer ilmu Ekonomi (Umum)-nya kepada sekelompok ABG tersebut diatas, dengan susah payah mencoba merebut sisa perhatian di penghujung sore itu.
"Waduh keliatannnya udah pada capek nih yah?, kita intermezzo sebentar Ok!" ajak Demandto Supplyadi kepada kelas yang semakin lesu.
Dan sebut saja Demandto Supplyadi, seorang dosen muda yang tengah mentransfer ilmu Ekonomi (Umum)-nya kepada sekelompok ABG tersebut diatas, dengan susah payah mencoba merebut sisa perhatian di penghujung sore itu.
"Waduh keliatannnya udah pada capek nih yah?, kita intermezzo sebentar Ok!" ajak Demandto Supplyadi kepada kelas yang semakin lesu.
"Eh kalian ini tingkat apa namanyah?" tanya Demandto dengan aksen Sunda, pura-pura tidak tahu.
"Tahap Persiapan Bersama", jawab beberapa ABG di baris terdepan.
"Tingkat Paling BODO", jawab beberapa ABG lainnya dari bagian belakang, yang baru mengetahui pertanyaan sang dosen dari teman di depannya. Semakin jelas posisi menentukan prestasi walaupun itu semua sebuah pilihan.
"Ok udah tau semua kan, Nih bapak akan menceritakan fenomena pencarian jodoh di kampus terutama bagi mahasiswi dilihat dari sudut pandang tahun kuliah", lanjut Demandto.
"Di tahun pertama kalo ada yang C.C.P. atau P.D.K.T. mahasiswi biasanya bilang begini 'Siapa dia?' makdsudnya siapa elo berani-beranian, bahasa kerennya Who do you think you are? lah gitu".
"Nah taun ke-dua beda lagi kalo ada yang C.C.P. atau P.D.K.T. mahasiswi biasanya bilang begini 'Mana dia?' maksudnya mana sih orang nya tadi yang C.C.P."
"Untuk tahun ke-tiga udah mulai mikir, kalo ada yang C.C.P. atau P.D.K.T. mahasiswi biasanya bilang begini 'Siapa aja' maksudnya siapa aja yang berani boleh daftar gitu"
"Waktu terus belalu umur bertambah di tahun ke-empat mahasiswi biasanya bilang begini 'Yang mau dapet hadiah!!'", sontak suasana kelas menjadi riuh redam, dan sangat disukuri tidak sampai terjadi kerusuhan antar gender.
Tiba-tiba sekelompok ABG bertanya "Hadiahnya apa pak?"
"Warisan mertua" jawab Demandto sabil membetulkan slide OHP yang miring.
"Ok sudah segar kembali?, kita lanjutkan pelajarannya ya", ajak Demandto penuh semangat.
"Yaaa......hh......", keluh segelintir ABG yg baru saja terjaga dari mimpinya, seraya berusaha mencari tahu apa yang baru saja terjadi.
Catatan: Cerita ini setengah fiktif, setengah nyata. Mana yang fiktif dan mana yang nyata kami serahkan kepada pembaca untuk menilainya sesuka hati dan egonya masing-masing. Bila terdapat kesamaan nama, tempat atau kejadian dengan kehidupan pembaca, kemungkinan besar pembaca adalah salah satu orang yang ikut hadir bersama penulis di ruang kuliah LSI waktu itu.