Post ini berisi tentang asal-muasal nama Temon yang saya gunakan sejak lama. Saya akan sedikit membahas tentang tanggapan orang ketika mendengar nama panggilan saya tersebut serta beberapa arti nama Temon di beberapa daerah, sejauh yang saya tau tentunya. Selain itu saya juga ingin menjelaskan hubungan antara Temon yang ini dengan Temon yang ada di televisi baik dahulu maupun sekarang.Rating: Everyone 10+
Keyword: temon, arti, nama, asal-muasal, panggilan, resmi.
Comment system: Blogger
Sehubungan dengan semakin populernya nama "Temon" akhir-akhir ini, maka menjadi penting bagi saya untuk mengklarifikasi asal-muasal nama Temon yang satu ini. Sejatinya post tentang hal ini sudah sejak lama saya rencanakan, akan tetapi saya pikir sekarang lah waktu yang paling tepat untuk menyusun dan mempublishnya. [kenapa baru sekarang?] (mumpung inget dan sempet he..he..)
Sebelumnya izinkan saya memperkenalkan nama legal saya terlebih dahulu. Nama saya yang tertera pada KTP dan beberapa dokumen lainnya adalah
þ®ihãrdãdi (doang). Berhubung beberapa institusi merekomendasikan / mengharuskan penggunaan nama belakang, maka pada beberapa kesempatan saya menggunakan nama Prihardadi Supardi (Supardi is my old man name).Temon!? koq Temon sih?
Bagi beberapa orang (terutama yang mengerti bahasa jawa) mungkin akan sedikit terhenyak ketika mendengar nama panggilan saya tersebut, seperti terlihat pada beberapa komentar di beberapa post. Konon di daerah jawa tengah terutama di sekitar Magelang dan Yogyakarta, Temon berarti cewek muda nan bohai, montok, semok, bahenol-demplon, prikitiw deh pokoknya. Selain itu, kembali konon kabarnya, Temon itu berarti temuan atawa pungut. Dengan kata lain yang diberi nama temon itu adalah anak yang ngegeletak di pinggir jalan, dilalerin lalu dipungut deh sama orang lewat yang iba melihatnya hu..hu.. Dengan ini saya nyatakan Temon yang satu ini tidak ada hubungannya dengan salah satu dari "konon kabarnya" tersebut.
Nah koq mirip nama penyiar??
Sekitar delapan tahun lalu pertanyaan tersebut pernah terlontar dari seorang senior saya di kampus. Sebagian dari Anda mungkin sudah mengetahui maksud beliau. Yak benar, yang dimaksud adalah nama penyiar radio SK (Suara Kejayaan), di sekitar pertengahan 90-an. Ketika itu kira-kira saya masih duduk di bangku sekolah dasar, tetapi entahlah seperti sudah menjadi kebiasaan, saya selalu mendengarkan radio yang diperuntukkan (segmen) bagi usia di atas saya (lebih tua). Artinya begini, ketika SD saya mendengarkan radio ABG, ketika ABG saya mendengarkan radio untuk mahasiswa dan seterusnya he..he.. Kembali tentang si penyiar radio, mungkin sebagian besar dari Anda telah mengenalnya dengan baik saat ini, bila belum silakan tonton sitkom Abdel dan Temon di Global TV, nah di sana Anda dapat melihat Temon yang saya maksud.
Semua berawal ketika ....
Okay saya akan coba menceritakan kepada Anda sekalian tentang asal-muasal nama Temon yang saya sandang ini. Semua berawal ketika saya lahir..., eh kejauhan deng he..he.., kita percepat menjadi 2,5 tahun setelah saya lahir.
Tersebutlah pada suatu malam, ketika teman-teman sebayanya sedang asik terlelap di peraduan
þ®ihãrdãdi kecil belum ingin memejamkan matanya (yang sipit itu) guna mempercepat proses pertumbuhan. Ya, tidur siang yang terlalu lama merupakan pangkal permasalahan dari segala penyimpangan ini.Melihat fenomena ini sang Bunda pun mengajaknya ke depan kotak ajaib berwarna merah, yang gambarnya masih hitam-putih. Pada malam tersebut, pukul tersebut telah terjadwal sebuah film heroik kemerdekaan yang berjudul "Serangan Fajar". Mungkin sebagian dari Anda ada yang berpikir, "Ah Serangan Fajar, itu kan propaganda Orba". Akan tetapi cobalah renungkan, cobalah Anda tanyakan pada anak berusia 2.5 tahun saya yakin jawabannya adalah "Persetan dengan orde!!" he..he..
Entahlah apakah Prihardadi kecil mengerti apa yang dilihatnya? Sepertinya saat menyaksikan film tersebut Ia amat tertarik dan terkesan dengan salah satu tokoh. Ya benar tokoh tersebut adalah Temon, seorang anak kecil yang sedang gundah karena ditinggal berperang oleh bapaknya, dan di kemudian hari menjadi pilot pesawat tempur (bener nggak nih ceritanya ya terus terang saya dah lupa he..he..).
Film pun berakhir, Prihardadi kecil terlelap, entah apakah Ia menyaksikan film tersebut sampai akhir atau tidak. Sampai pada keesokan harinya saat orang tua Prihardadi kecil memanggilnya dengan Dadi dan Ia tidak mengacuhkannya. Mulai saat itu juga Ia (secara sadar sepertinya, saya sendiri tidak ingat :p) meminta orang tuanya untuk memanggil dirinya dengan nama TEMON.
Sebuah trauma masa kecil yang cukup memilukan (bagi orang tuanya) he..he.. Panggilan itu pun berlanjut, dari lingkungan rumah, taman kanak-kanak, SD dan sampai sekarang. Nama resmi pemberian orang tua pun tenggelam. Nama tersebut hanya digunakan untuk masalah legal dan formalitas. Bahkan tidak jarang orang yang mengenal Temon tidak mengenal Prihardadi.
Fin. :p
Yah begitulah ceritanya boleh percaya boleh tidak keputusan ada di tangan Anda. Berbicara tentang nama kurang lengkap tanpa melihat name's hidden meaning seperti yang dilakukan jeng Mayang yang ternyata ada Anindyajati-nya (baru tau sayah :p). Sebenarnya saya sudah pernah mencobanya beberapa bulan lalu setelah melihat profile friendster Astrid. Sayang disayang ketikan ingin melihat lagi si Astrid sudah tidak memasangnya lagi. Untunglah si Ghea yang bermarga Doang mem-bookmarknya di Stubleupon he..he..
Bila berminat silakan dilihat arti tersembunyi baik dari nama resmi saya dan nama yang tidak resmi tetapi lebih dikenal.
Prihardadi Vs. Temon
Nah bagi yang merasa sudah mengenal saya, sudi kiranya untuk memberikan komentar arti tersembunyi dari nama yang mana (antara kedua nama tersebut) yang saya banget gitu loch :p
Read more...
Post kali ini merupakan kelanjutan dari sebuah post yang berjudul "How Liberal Can You Go?" (link saya letakkan di bagian akhir post) yang telah saya buat sekitar satu tahun lalu. Sebelum Anda membaca post ini lebih lanjut, saya peringatkan bahwasannya post ini mengandung materi yang mungkin agak sensitif untuk sebagian orang dan post ini hanya ditujukan bagi mereka yang cukup
)nyantai-nyantai aja.
, karena memang bila dilihat post per post tulisan saya hanya seperti sampah-sampah berserakan yang nggak penting, begitu juga tulisa rae (iya kan re? dah iya aja yg kompak dong
), kami memang enggan membahas hal-hal mainstream karena kami tau sudah banyak orang yang lebih baik dalam hal tersebut, dan kami juga engan bersaing dengan media massa, kami hanya membahas hal-hal menurut kami penting saja yang terkadang kami anggap agak terlewatkan oleh massa akan tetapi krusial bahkan di beberapa post kami membahas hal-hal yang kemungkinan besar diluar kenyamanan masyarakat umumnya atau bahkan diluar kewarasan malah
.
kayak di TPA tempat tamasyanya rae bersama kelompok kunjugannya ituh hi..hi.. Bukannya kami anti sosial, tapi hanya tidak ingin merusak hari Anda yang indah itu dengan pikiran-pikiran liar kami yang suka nggak jelas juntrungannya
, menghadiri selametan, buka puasa bersama, ikut arisan, menyapa tetanga, ngegodain mbak-mbak warteg, ngegombal di ym, nawar kalo naek bajaj, dan juga berkelahi di krl (itu waktu muda ya sekarang dah malu sama
. He..he.. kembali lagi ke post-post kami yang memgang untuk sebagian orang agak sulit untuk dikomentari, atau mungkin ada kesan gimana gitu yang menyebabkan sebagain orang tersebut menjadi segan untuk berkomentar, saya pribadi amat paham. Komentar bagi saya adalah suatu masukan yang mungkin saja dapat memberikan sudut pandang baru atau bahkan dapat menjadi penyelamat bila kami tersesat. Saya pribadi pada intinya sangat terbuka kepada segala macam bentuk komentar baik berupa keritik, caci, maki bahkan sampah pun saya terima dengan lapang dada (tapi nggak tau ya si rae gimana he..he..) dengan demikian bila ingin komentar di blog saya komentar saja tidak usah sungkan dan ragu apakah kita saling kenal atau tidak bukanlah sebuah soal. Begitu pula sebaliknya bila Anda tidak ingin berkomentar ya juga tidak usah sungkan dan ragu. Dari manapun "kampung" Anda berasal saya sangat menerima dengan lapang dada dan legowo toh sekarang blogger(service)/blogspot sudah lebih friendly tentang masalah penanganan komentar ini.
Post ini merupakan tindak lanjut atas pemberian award dari nona dita kepada blog ini. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada siapapun yang telah memulai rantai penganugerahan award ini, pada post kali ini saya merombak sebagian aturan yang telah di tetapkan secara turun menurut dan cenderung sudah menjadi tradisi.
Okay para pembaca dadakan sekalian inilah dia yang kita tunggu-tunggu [kita ?] acara penobatan Brilliante Weblog Award yang disiarkan langsung dari salah satu blog yang dengan susah payah memperolehnya. Tanpa bermaksud mengulur-ulur waktu maka saya akan langsung ke inti
.
).
.



) silakan diperiksa pada sumber masing-masing buku tersebut (click saja pada masing-masing gambar).