Bagaimana menurut Anda judul post kali ini?, dan bila Anda kembalikan pertanyaan itu pada saya maka menurut saya judul post kali ini cukup menohok!! (tohok, agak jarang dipakai kosa kata ini , sekali waktu saya pakai malah dibahas sama Mayang)
Pertama kali saya mengetahui frase tersebut dari Judul sebuah buku tentang 16 tipe personaliti sekitar satu-satu setengah tahun lalu. Mengetahui judulnya bukan berarti pernah membaca :p, walaupun demikian secara garis besar sepertinya saya dapat memahami maksud frase tersebut dalam konteks personaliti, berhubung dalam satu setengah tahun terakhir saya sempatkan diri untuk mempelajari hal tersebut walaupun hanya dengan pendekatan pragmatis. Kali ini saya akan sedikit bercerita tentang sebuah pengalaman saya baru-baru ini yang sangat berhubungan dengan frase pada judul post ini.
Pertama kali saya mengetahui frase tersebut dari Judul sebuah buku tentang 16 tipe personaliti sekitar satu-satu setengah tahun lalu. Mengetahui judulnya bukan berarti pernah membaca :p, walaupun demikian secara garis besar sepertinya saya dapat memahami maksud frase tersebut dalam konteks personaliti, berhubung dalam satu setengah tahun terakhir saya sempatkan diri untuk mempelajari hal tersebut walaupun hanya dengan pendekatan pragmatis. Kali ini saya akan sedikit bercerita tentang sebuah pengalaman saya baru-baru ini yang sangat berhubungan dengan frase pada judul post ini.
Seperti biasanya, sekitar pukul sembilan malam ibu saya sedang menyaksikan sinetron faforitnya yang konon kabarnya memiliki rating dan share yang cukup tinggi sehingga ditayangkan setiap hari. Seperti biasanya juga saya melakukan ritual makan malam guna mengganti energi yang terpakai dalam menjalani hidup. Kami hanya berdua di rumah saat itu karena kakak (secara biologis) saya (tetapi adik secara mental) belum tiba di rumah. Kebetulan ruang makan dan ruang nonton TV berada di satu area yang tidak terpisah maka sembari menyantap makanan yang sudah agak dingin saya juga ikut menonton sinetron tersebut.
Mungkin sudah tradisi keluarga atau semacam kebiasaan, kami sering sekali mengomentari acara TV baik itu iklan, sinetron, berita, kuis dan berbagai format acara lainnya terutama yang kurang berkenan di hati. Dan kali ini giliran sebuah iklan yang memasang spot pada jam tayang sinetron tersebut. Dalam iklan itu terlihat seorang laki-laki tengah memanjat tebing tanpa tali pengaman (free solo climbing). Tiba-tiba ibu mengomentari, kurang lebih
Ngapin tu manjat-manjat tebing kayak gitu, nggak ada kerjaan !!Selain mengomentari tayangan TV ada kebiasaan lain di keluarga kami yaitu mengomentari komentar atas tayangan TV (dibahas). Saya langsung mengomentari komentar ibu barusan.
Iya mungkin orang itu juga kalo liat ada orang lagi nonton sinetron bakal komentar 'Ngapain tu nonton sinetron kayak gitu, nggak ada kerjaan !!'Sontak kemudian ibu menatap ke arah saya tetapi tidak berkata-kata, dan sepertinya agak sedikit menahan keki, mungkin bingung mau bilang apa :D. Dan guna mencari amam saya langsung ngeloyor masuk kamar kebetulan makan malam sudah selesai.
Bukan, saya bukan cari ribut, anak kurang ajar (mungkin sedikit :p), tapi sebenarnya semua itu berakar pada masalah perbutan penguasaan TV di jam prime time. Sebenarnya saya sendiri juga ingin menyaksikan acara lain, itupun tidak setiap hari, di saluran lain yang lebih mendidik (setidaknya menurut saya :p). Masalah ini kembali memanas setelah TV utama mengalami kerusakan kurang lebih sudah empat-lima bulan terakhir sedangkan tukang servis kepercayaan di lingkungan tempat saya tinggal keburu pergi ke negeri jiran guna menyabung nasib. Dengan demikian maka jadilah TV alternatif menjadi TV keluarga.
Ok, kita kembali ke judul post kali ini. Saya harap Anda telah melihat hubungan antara cerita tersebut dengan judul post kali ini. Ternyata selain faktor persepsi, keyakinan, nilai-nilai yang dianut, lingkungan, pola pendidikan, genetis dan berbagai faktor lainnya, personaliti memiliki peran penting dalam membentuk tingkah laku seseorang (dan kemungkinan personaliti juga merupakan hasil dari interaksi faktor-faktor tersebut). Sebagian orang cenderung untuk menjadi risk-taker, sedangkan yang lainnya cenderung untuk menjadi safe-player dan juga tidak menutup kemungkinan berada di sebuah titik di antaranya. Mungkin tingkah laku sebagian orang akan terlihat janggal di mata kita, hal itu wajar selama tidak bertentangan dengan hukum positif dan berbagai nilai yang dianut dalam masyarakat. Merasa tidak nyaman tidak suka, menghindari merupakan reaksi yang wajar akan tetapi menghakimi saya pikir adalah diluar kewenangan kita.
Bila Anda memiliki pikiran, komentar dan pendapat berkenan kiranya berbagi bersama dalam bentuk komentar pada post ini. Masukan Anda sangat saya harapkan.
Related Post:
Better Living Through Personality
hahaaa...
ReplyDeleteiya, sama..
ngerti-ngerti..
aku juga suka gitu kalo ngelihat ada yg kurang berkenan di hati,
suka ngedumel sendiri..
kadang malah dumel-an itu *bahasa apa ini?? x)* malah dikomentari lagi sama org yg ngedenger..
masalahnya kadang kita gak memandang sesuatu hal yg sama dgn orglain..
ya, simplenya sih apa yg lu lihat gak sama spt yg gue lihat..
itu aja -menurut saya-..
yg saya kurang setuju cuman satu,
ugh, Temons..
udah nyenggol Ibu, malah ngeloyor ke kamar..
x)
sekedar saran, biar gak rebutan nonton, beli tipi banyakan aja.. kalo perlu satu org satu..
*PLAKKK! Seenaknyuaaa Nieke,, x)*
hihihi.. sering kejadian tuh klo pas lagi ada acara keluarga. terutama kalo sodara2 nyokap yg cewe pada lagi nonton gosip. hebohan komentar yg nonton adaripada yg ditonton. ampe kadang pada heboh bikin gosip sendiri :D
ReplyDeletegw sih sering ngomel2 sendiri klo ada yg gak berkenan dihati
tapi gw sadar apa yg gw liat dan gw rasa, bisa jadi terlihat dan terasa beda bagi orang laen
jadi yah kadang kudu nahan diri aja sih biar gak rusuh :p
@nona nieke
ReplyDelete(ceile nona kaya' belande aje) *langsung nyari ibu, karena sedang arisan rt jadi diwakilkan*
b.u.*: Oh ibu maafkan anakmu ini !!
i.g.*: napa lu, santai aja kale :D
waduh nieke siapa tuh yg PLAKKK! sepertinya termasuk KDRT laporkan !
@G
eh di infotemen yg lagi hot apaan, katanya bajuri sama oneng cere' ye gara" beda aspirasi :D
*)b.u.:bujang urbang
i.g.:ibu gadungan
hahahaha.. jadi inget jaman2 SMU dulu, dirumah TV cuma satu, jadi suka berantem sama papa... pokoknya rebut2an Remote, sapa yg megang remote TV dia yg berkuasa.
ReplyDeleteSatu saat saya yg megang, dan doi memohon2 untuk diganti ke acara BERITA, tapi anak kurangajar ini kuekueh pengen nonton infotainment,yg jaman dulu masih jarang2 tuh... Bokap gak tahan, trus ganti channelnya manual...
saya kesel, volumenya saya kecilin begitu dia udah duduk manis di kursi kebesarannya... Doi ngebentak...:
+ "Gede-in !!!"
- "Gak bisa !!!"
+ "Dibilang Gedein !!!"
- "Gak bisa Pa.."
+ "GEDEINNNNN GAKKKK"
- "Apanya sich????"
+ "Suara Tipinya.."
- "BILANG DARI TADI !!!, AKU KAN PIKIR PAPA SURUH GEDEIN TIPINYA..."
wakakakakakakak.... bokap ngamuk :D
Anyway,... sebetulnya tadi mo ngomong bahwa hidup itu mesti balance... ada kalanya kita baikkk banget sama orang, tapi mungkin ada kalanya juga kita jutek bgt, well, saat seperti inipun kita harus memahami org ini.
It's all about balance...